![]() |
kolase newspelangi,ilustrasi ambulance |
Surabaya,newspelangi.co.id
Masyarakat sangat membutuhkan untuk segera pertolongan Ambulance, Jikalau warga yang sedang Sakit,begitu juga penderitaan warga Surabaya segera mendapatkan transportasi ke Rumah Sakit Untuk segera di tolong agar Nyawa terselamatkan,dan juga situasi kondisi masih Cov 2, PPKM mikro untuk perpanjangan dari PPKM sebelumnya,maka para medis yang ada di Rumah Sakit bekerja semaksimal mungkin untuk Menanggani Para warga yang Sedang sakit bahkan Rumah sakit tersebut Penuh Alias menolak bagi para Pasien ,, begitu juga Warga MBR sangat Bingung
dengan kondisi Rumah sakit (red)
cerita warga menghubungi Call Center 112 keren, kedengarannya. Tapi sepertinya hanya isapan jempol belaka. Sering terjadi fakta yang sesungguhnya, tentang Call Center 112 yang menjadi andalan Pemerintah kota Surabaya, ternyata tidak sesuai fakta yang sebenarnya.
Kejadian ini sempat menimpa warga Kelurahan Tambak Rejo Kecamatan Simokerto Surabaya.
Warga yang tergolong kondisi ekonominya kurang mampu, atau bisa dikatakan tidak mampu jatuh sakit. Dengan kondisi yang lemas dan mengkhawatirkan, pasien atau warga tersebut dibawa ke Rumah Sakit terdekat di kawasan jl Kapasari. Dengan harapan cepat mendapat pertolongan untuk ditangani, mengingat situasi dan kondisi terkini di Surabaya yang masih terbalut pandemi cov2..
Ternyata harapan pasien dan keluarganya, setelah tiba di Rumah Sakit tersebut, harus gigit jari. Pasalnya pihak Rumah Sakit menolak dengan alasan tidak ada kamar untuk rawat inap. Pihak Rumah Sakit menyarankan agar pasien segera dibawa ke Rumah Sakit lainnya yang mungkin masih ada kamar kosong. Keluarga hanya bisa pasrah. Dengan argument Rumah Sakit yang demikian ini, menandakan bahwa si pasien butuh perawatan dan penanganan serius. Akhirnya keluarga pasien memutuskan untuk dibawa ke Rumah Sakit Dr Soetomo. Dalam kondisi panik dan keuangan yang tidak mumpuni, akhirnya keluarga menghubungi Call Center 112, dengan harapan minta bantuan ambulance gratis.
Pertanyaannya kenapa pasien tidak dibawa dengan menggunakan ambulance Rumah Sakit tsb.
Jawaban dari pihak Rumah Sakit cukup diplomatis " Karena pasien bukan rujukan dari rumah sakit tsb, dan disarankan untuk menggunakan ambulance dari luar. Tapi apa yang terjadi. Ketika menghubungi call center 112, sulitnya bukan main dan butuh kesabaran. Beberapa kali nada dering yang berbunyi... tidak ada yang mengangkat. Kira kira hampir 30 menit baru ada yang mengangkat. Setelah diangkat baru ada jawaban datar dari pihak call ceter 112
" selamat sore, ada yang bisa dibantu ? "
Keluarga pasien menjelaskan identitas sesuai dengan pertanyaan dari pihak call center. Kemudian pada pokok persoalan yang intinya butuh bantuan ambulance gratis, dari rumah sakit dikawasan jl. kapasari untuk dibawa ke Rumah Sakit Dr Soetomo. Jawaban yang di peroleh keluarga pasien sangat meyakinkan " Baik mohon tunggu sebentar ".
Kurang lebih satu jam lamanya ambulance tak kunjung datang. Dengan harap harap cemas, keluarga pasien telpon ke call center. Dan ternyata mendapat jawaban
" maaf pak tidak bisa karena rumah sakit Dr Soetomo adalah rumah sakit milik propinsi ".
Karena keluarga kuatir dan butuh segera penanganan, maka keluarga mohon untuk dibawa ke Rumah Sakit Soewandhie saja.
Dan jawaban dari call center 112 " baiklah pak mohon tunggu kami segera meluncur."
Ternyata hampir 30 menit, ambulance belum datang juga.
Kembali lagi keluarga pasien menghubungi dan menanyakan ke call center 112.
Dan jawabannya cukup membuat kita mengelus dada.
" maaf pak, kalau pasiennya itu di rumah sakit, tidak bisa pak, tapi kalau dari tempat kediaman sampean, bisa, dan saya sarankan lebih baik pakai bentor,
atau grab saja pak."
Jawaban yang ketiga kalinya ini yang sangat sangat memukul perasaan keluarga pasien.
Kalau memang tidak bisa, karena peraturannya sedemikian itu, kenapa tidak dijawab dari awal.
Ini kan sama saja menggantung dengan ketidak jelasan yang mungkin bisa membahayakan pasien. Dan jelas-jelas mengecewakan warga mbr/warga miskin kota ini.
![]() |
kolase newspelangi,ilustrasi call center 112 dan anak tidur |
" Menginggat Standarisasi kendaraan pelayanan Medik "Berdasarkan* (keputusan menteri kesehatan kesejahteraan sosial Republik indonesia, nomor : 143/MENKES-KESOS/SK/ll/2001 tanggal 23 februari 2001. menimbang :
a) bahwa pelayanan medik yang bermutu dan terjangkau harus dapat harus dapat di Nikmati oleh semua Lapisan masyarakattermasuk pelayanan medik pra rumah sakit. * Lampiran : KEPMENKES DAN KESOS RI ,nomor : 143/MENKES-KESOS/SK/ll/2001 Tanggal : 23pebruari2001
' Standarisasi kendaraan pelayanan Medik "
A. AMBULANS TRANPORTASI
1) tujuan penggunaan :
-Untuk penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk menyelamatkan Nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
* Keputusan Kemenkos dan kesos RI Maupun Lampiran Kemensos dan Kesos RI " di Ninak Bubukan Oleh Staff/call center 112. apakah peraturan tersebut para Staff sengaja atau tidak sengaja menjalankannya Atau sibuknya para penghubung call senter 112 tersebut, atau kurangnya sarananya alat transportasinya. mengingat keluhan beberapa warga yang menjadi Nara sumber Dari kejadian tersebut, kedepannya kami berharap. Semoga Surabaya sepeninggal Bu Risma, baik sekarang yang pegang kendali plt nya, wali kota terpilih nantinya. Semoga mempunyai jiwa yang BERMANUSIA. Dan mohon itu ditegaskan baik jajaran bawah setingkat Kadis, maupun sampai pada pelayan di level bawah.
Paling tidak seorang pemimpin kota harus memberi sosialisasi, dan pemahaman tentang KEMANUSIAAN terkait keputusan maupun lampiran kemensos- kesos RI.
![]() |
yanto ireng aktifis |
Apa arti sebuah kepemimpinankalau tidak mengabdi untuk rakyat, terutama rakyat miskin di kota ini.Karena suara rakyat adalah suara Tuhan, berarti mengabdi kepada rakyat sama artinya mengabdi kepada Tuhan. Dan sumpah jabatan yang pernah terucap dengan dinaungi kitab suci, adalah janji suci seorang pejabat kepada Tuhan nya.
Kalau sampai pemimpin kota ini dipimpin oleh pemimpin dan jajaran bawahnya, yang tidak mengabdi pada rakyatnya, sama saja artinya pemimpin yang tidak berketuhanan.
Allahualam bi showab.
tutur yanto ireng selaku Aktifis.
(yi-red)