Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Eri Cahyadi-Armuji 100 - Hari Kerja Warga Surabaya Mengaku 80 - Persen Puas, Walaupun....

Minggu, 06 Juni 2021 | Juni 06, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-08-16T05:35:17Z

foto : Eri Cahyadi,S.T,M.T. Walikota Surabaya dan Ir.Armuji. Wakil Walikota Surabaya.

Surabaya,newspelangi.co.id

Kinerja Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dalam kurun waktu 100 hari pemerintahannya diklaim mulai dirasakan manfaatnya oleh warga Kota Surabaya.

Berdasarkan survei persepsi publik yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga (Unair), 80 persen warga Surabaya mengaku puas dengan kinerja Eri Cahyadi-Armuji.

Menurut koordinator peneliti Irviene Maretha, survei yang dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Unair ini memotret berbagai agenda yang menjadi perhatian masyarakat Surabaya dalam 100 hari pemerintahan Eri Cahyadi-Armuji.

Seperti penanganan pandemi, penyediaan lapangan pekerjaan, kemudahan transportasi publik, dan agenda publik penting lainnya.

"Ada beberapa topik permasalahan yang kami survei. Salah satu yang menarik adalah persepsi tentang pelayanan pemerintah. 93 persen warga mengaku tidak pernah punya pengalaman buruk dengan pelayanan pemerintahan," ujar Irviene di Balai Kota Surabaya, Sabtu (5/6/2021).

Alumnus manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina 2009 ini menjelaskan, terobosan yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam memberikan pelayanan secara online juga mendapat tanggapan positif dari warga.

Sebanyak 67 persen warga merasa lebih mudah mendapat pelayanan dan 98 persen warga tidak mengalami kendala atau dipersulit dalam pelayanan pemerintahan.

foto : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Kepala Kejati Jatim Muhammad Dofir saat penyerahan penyelamatan aset di Kantor Kejati Jatim.

"Masyarakat menginginkan pemerintahan Eri Cahyadi meneruskan jejak kemajuan kota yang dirintis pemerintahan Tri Rismaharini, dan secara meyakinkan sejauh ini dipersepsi oleh masyarakat Eri Cahyadi-Armuji masih on the track," kata dia.

Sedangkan terkait masalah banjir, lanjut Didik, 87 persen warga pernah merasakan situasi banjir saat hujan.

Hal yang unik adalah, meski mengalami banjir, 53 persen warga menganggap banjir hal yang biasa dan masih dalam tatanan wajar.

Sedangkan 42 persen warga tidak mempersoalkan masalah banjir tersebut.

"Soal banjir, kecepatan surutnya genangan menjadi alat ukur toleransi terhadap persepsi bahwa banjir masih wajar, hanya ada 5 persen yang merasa banjir sangat parah saat musim hujan hingga marah mengesalkan hati," kata Didik.

Oleh karena itu, rekomendasi terhadap isu banjir ini adalah kebijakan kota tentang pengaturan drainase yang terintegrasi dan pembangunan rumah pompa di daerah rawan banjir.

"Kami sertakan juga peta lokasi kecamatan mana saja yang harus dilakukan treatment segera," ujar Didik.

Sementara itu, Elizabeth Alexandria L, mahasiswi Magister Manajemen Unair yang juga ikut terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, mengenai keamanan di Surabaya, walau 87 persen warga merasa aman dan nyaman tinggal di Kota Surabaya, masih ada 13 persen warga yang berpersepsi tidak aman.

Kondisi itu disebabkan didominasi oleh narasi berita kasus perampokan, peredaran alkohol, peredaran narkoba, pencopetan, remaja merokok, penipuan, balap liar, dan premanisme yang dirasa meresahkan warga.

Agar masalah ini bisa diatasi, alumnus manajemen Fakultas Ilmu Budaya Unair 2012 ini memberikan rekomendasi agar Pemkot Surabaya memperbanyak CCTV, khususnya di daerah yang rawan kriminalitas, karena terlihat dalam survei bahwa adanya CCTV cukup signifikan meningkatkan perasaan aman.

foto : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi


Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Sementara itu, akibat pandemi Covid-19 yang melanda Kota Pahlawan, kata Elizabeth, 73 persen responden mengalami penurunan pendapatan.

Dari jumlah itu, 70 persen warga mengalami penurunan pendapatan lebih dari 25 persen, bahkan hampir 30 persen warga mengalami pendapatannya turun hingga 50-75 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19.

"Kondisi ini menjadi indikasi urgensi pada pemulihan ekonomi Surabaya di masa pandemi. Rekomendasi kami atas permasalahan ini adalah pemberian bantuan, khususnya bantuan tunai langsung dan optimalisasi validitas data penerima bantuan atau korban terdampak pandemi menjadi faktor penting," kata dia.

Selain itu, sebanyak 34 persen warga merasa lapangan kerja yang tersedia sangat kurang. Kondisi ini disebabkan, selain faktor pandemi Covid-19, juga karena ketidakseimbangan antara supply dan demand lapangan pekerjaan.

foto : Balai Kota Pemerintah Kota Surabaya

Untuk penyediaan lapangan kerja ini, rekomendasi yang diberikan adalah pemberian kemudahan perizinan investasi untuk menarik investor lokal maupun asing berinvestasi, terutama pada proyek padat karya.

Kemudian, implementasi proyek pemerintah padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Terkait masalah pendidikan, Achmad Zanwar A yang juga ikut terlibat dalam penelitian mengatakan, saat ini masih terjadi perdebatan di masyarakat terkait pembukaan sekolah.

Sebanyak 51 persen warga sekolah tetap ditutup dan 49 persen ingin sekolah dibuka. Kondisi ini berbeda dengan tempat ibadah, yang 82 persen warga ingin tempat ibadah dibuka dan 18 persen ditutup.

"Selama pandemi, sekolah dilakukan secara online. Namun, cara ini menimbulkan masalah, karena 39 persen siswa tidak memiliki laptop atau komputer pribadi, mereka tentunya mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses belajar online," kata dia.

akibatnya, pembelajaran secara online menjadi kurang efektif dan tidak dapat dirasakan oleh semua siswa.

"Kebijakan pembukaan kembali sekolah secara fisik harus dibarengi dengan sosialisasi yang baik, masyarakat terbelah seimbang antara mendukung sekolah dibuka versus tetap online " ujar Zanwar.

foto : Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih atas riset yang telah dilakukan mahasiswa MM Unair tersebut.

Masukan-masukan dalam riset ini akan menjadi pertimbangan Pemkot Surabaya dalam pengambilan keputusan kebijakan.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada MM Unair. Harapan saya, masukan-masukan dan evaluasi ini tidak hanya berhenti di sini, tapi bisa dilakukan secara berkelanjutan," kata Eri.

Tujuannya, agar dirinya mendapatkan potret persepsi masyarakat dari berbagai pihak.

"Selain itu, kami juga akan melakukan kolaborasi, tidak hanya soal survei, tapi juga usaha konkret untuk menyelesaikan masalah di Surabaya," ujar Eri.

Menurut dia, survei yang dilakukan MM Unair ini sama persis seperti survei yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, jika semua berkolaborasi, semua permasalahan bisa diselesaikan.

Apalagi, Unair memiliki SDM yang hebat dibidang manajemen, bisnis, dan lainnya.

"Saya membutuhkan kolaborasi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pemkot tidak bisa berjalan sendiri, harus ada gotong royong dari semua pihak," kata Eri.

Ia mencontohkan tentang pengembangan UMKM, Eri mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan Unair dan akan melakukan pendampingan UMKM bersama mengenai bisnis, pengembangan laporan keuangan, hingga penggunaan teknologi.

foto : gedung Balai Kota Pemerintah Kota Surabaya

"Surabaya akan hebat jika semua berkolaborasi untuk menuntaskan masalah yang ada," kata Eri.

Penelitian tentang kinerja 100 hari kerja pemerintahan Eri Cahyadi-Armuji ini dilakukan mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Angkatan 55/AP.

Survei dilaksanakan pada 15-25 Mei 2021, dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan 100 responden.

Adapun margin of error sebesar lebih kurang 4 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.  (Yi-cof)



(kompas.com)

×
Berita Terbaru Update