Bandung, NewsPelangi.co.id
Konstalasi politik menuju 2024 kian hari semakin panas dan terus dinamis, tak terkecuali isu tentang penundaan pemilu yang digagas oleh sejumlah elit politik negeri ini, baru-baru ini. Tak ayal penentangan pun bermunculan dari banyak kalangan terhadap isu penundaan pemilu 2024, termasuk massa pendukung Jokowi di tahun 2019.
LSI Denny JA, Lembaga Survey yang sangat kredibel merilis temuannya bahwa mayoritas masyarakat menolak menunda pemilu 2024, bahkan “Mayoritas Pemilih Jokowi Pilpres 2019 Menentang Penundaan Pemilu,” hal tersebut dikutip dari data laporan survei LSI Denny JA, yang didapat oleh redaksi pada Kamis (10/3/2022).
Menurut laporan LSI Denny JA, sekitar 58,1% pemilih Jokowi-Ma’ruf di tahun 2019 menolak menunda pemilu, dan hanya 34,7% yang menyatakan setuju pemilu ditunda. Sedangkan pemilih Prabowo-Sandi, menyatakan tidak setuju sebesar 83,9% dan yang menyatakan setuju pemilu ditunda hanya 11,6%.
Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa “Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin menentang penundaan pemilu,” demikian pula “Semakin tinggi tingkat pendapatan semakin menentang penundaan pemilu”.
Ada pun dilihat dari demografis, masyarakat perkotaan lebih banyak presentasinya menolak menunda pemilu sebesar 71,8%, sedangkan masyarakat pedesaan yang menentang menunda pemilu sebesar 65,8% jauh lebih rendah dari publik perkotaan.
Masih menurut laporan survei LSI Denny JA, terkait dengan wacana perpanjangan masa jabatan presiden yang maksimal dua periode, ditambah menjadi tiga periode, mayoritas publik secara nasional menolak, dengan persentase sebesar 70,3% rata rata nasional penentang masa jabatan presiden tiga periode.
LSI Denny JA melakukan survei (teknik pengumpulan data) wawancara secara tatap muka lewat kuesioner pada 23 Februari – 3 Maret 2022, adapun jumlah responden yang disurvei sebanyak 1200 sampel dan metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9%. **
(bn,kuh/Yi).