Surabaya, NewsPelangi.co.id
Kita sebagai anak negeri, merasa prihatin sekali melihat kondisi yang sedemikian ini.
Pamer kekuatan dari masing masing kelompok yang berseberangan adalah sebuah tindakan yang disayangkan sebagai negara yang menganut falsafah Pancasila.
Dimana didalamnya ada sila yang menyerukan Persatuan Indonesia.
Dan dalam penyelesaian masalah pun juga dituangkan dalam sila musyawarah mufakat.
Rasa rasanya apakah para elite di negeri ini sudah meninggalkan kandungan kandungan dari sila tersebut.
Ketakutan kami adalah sesuatu peristiwa yang besar, biasanya didahului oleh riak riak kecil, yang semakin hari dikipasi dan dihangati untuk menjadi gelombang besar.
Cukup peristiwa September 1965 yang menjadi catatan hitam bagi sejarah kemanusiaan di Indonesia, sesama saudara saling berseteru, dan bertikai hanya karena beda faham yang mungkin dikemas dengan berbagai balutan dan kemasan, sehingga menimbulkan banyak ceceran darah, dan jutaan jiwa yang melayang.
Jiwa dan nyawa nyawa siapa itu,?
Tak lain adalah jiwa jiwa dan nyawa nyawa SAUDARA KITA SENDIRI, SEBAGAI SAUDARA SEBANGSA DAN SETANAH AIR.
Akankah sejarah kelam itu dimunculkan lagi,?.
Dengan kelompok kelompok yang pro dan kontra seperti yang terjadi sekarang ini.
Dengan pameran unjuk kekuatan untuk saudara bangsanya sendiri.
Boeng Karno dan para tokoh politik lainnya 77 tahun yang lalu SDH mengkumandangkan di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar negar Republik Indonesia 1945.
Bahwa Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia.
Akankah semangat itu kita cabik cabik, sebagaimana yang pernah terjadi pada September 1965.
Ayo para tokoh politik dinegeri ini yang masih mempunyai nurani perdamaian demi terciptanya Kondusifitas di negeri tercinta ini, segera lakukan Islah dengan MUSYAWARAH MUFAKAT, agar segera terselesaikan masalah ini demi tetap menjunjung tinggi Keutuhan NKRI.
dan hidup damai dalam KEBHINEKAAN DI PELATARAN BUMI PERTIWI .
semoga segera terlampaui segala keguncangan keguncangan di negeri ini.
CINTA DAMAI
_ Oleh : Yanto.ireng (Aktifis Jalanan)_