Surabaya, NewsPelangi.co.id
Puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang hukumnya wajib.
Puasa dalam arti umum yang sebenarnya adalah tidak boleh memasukan sesuatu baik makanan maupun minuman secara sengaja kedalam mulut, dalam kurun waktu yang ditentukan, yakni mulai dari waktu azan subuh sampai pada menjelang azan Maghrib.
Kalau niatan puasa kita seperti contoh umum yang kita sebutkan diatas, berarti tahapan puasa kita adalah tahapan umum sebagaimana yang kita sebutkan.
Artinya kita hanya merasakan menahan lapar dan dahaga diwaktu siang.
Tapi bagi pelaku ibadah khusus bahwa puasa itu adalah ibadah yang sifatnya Sirri.
Yang artinya puasa disamping menahan lapar dan dahaga diwaktu siang, juga menahan hawa nafsu, maupun menahan perasaan perasaan bathin yang tercela, yang kira bisa mengurangi nilai nilai suci dari puasa itu sendiri, walaupun secara dhohir tidak batal.
Dan karena perasaan perasaan yang ditimbulkan oleh bathin itu bersifat metafisik, tentunya tidak diketahui oleh orang.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa disamping puasa itu menahan haus dan lapar, tapi puasa juga bisa mengekang timbulnya gejolak gejolak nafsu tercela yang sumbernya dari fujur dalam diri kita masing masing.
Mudah mudahan puasa kita dimasukkan oleh Allah dalam kategori puasa yang khusus, disamping menjaga nafsu yang nyata, maupun nafsu yang tersembunyi yang sifatnya tercela.
Dan sebenarnya ada satu lagi tingkatan puasa yang bisa dikatakan puasa khususul khusus.
Karena puasa itu perintah dari Allah, maka dimunculkan kalimat " Puasa itu untuk KU, dan Aku sendiri yang membalasnya.
Puasa bagaimana yang dimaksud.
Yakni bahwa puasa itu adalah salah menyerap SIFAT ALLAH YANG TIDAK MAKAN DAN TIDAK MINUM.
Semoga ibadah puasa kita bisa masuk dalam kategori Puasa yang diperintahkan oleh Allah yang sesuai dengan firman-Nya.
Bahwa itu adalah untuk membentuk manusia yang beriman untuk menjadi makhluk yang taqwa dengan sebenar benarnya taqwa.
Untuk mencapai derajat waliyan Mursida yakni insan Kamil.
Salam ta'lim Kulo
....Yanto Ireng...