![]() |
Ilustras |
Jakarta, NewsPelangi.co.id
Selama ini makanan pedas kerap dicap buruk untuk pencernaan. Mulai dari perut melilit hingga diare kerap dialami seseorang usai mengonsumsi makanan pedas.
Benarkah makan pedas picu gangguan pencernaan?
Makanan pedas tak bisa dipisahkan dari keseharian orang Indonesia. Banyak orang yang tak bisa makan lahap tanpa kehadiran rasa pedas. Ada yang mendapatkannya dari saus cabai, sambal, atau bahkan dengan menggigit potongan cabai utuh!
Sensasi pedas menyengat yang ditimbulkan usai makan cabai dianggap bisa menambah semangat makan. Tak heran kalau beberapa orang memilih tidak jadi makan kalau tak ada cabai atau rasa pedas.
Dari sisi nutrisi, banyak orang menganggap makan pedas lebih banyak memiliki efek negatif ketimbang manfaatnya. Hal ini terkait gangguan pencernaan yang timbul usai makan pedas.
Benarkah makanan pedas buruk untuk pencernaan ?
Mengutip Byrdie (16/4/2022), konsumsi makanan pedas disebut ahli gizi tidak sepenuhnya buruk. Sederhananya, makanan pedas biasanya tidak memicu masalah pencernaan, tetapi dapat memperburuk masalah ini.
Hanya saja ahli gizi memperingatkan mereka yang memiliki masalah pencernaan seperti asam lambung, sindrom iritasi usus (IBS), dan penyakit radang usus (IBD) perlu berhati-hati saat makan pedas. Hal ini bisa jadi memicu efek samping.
“Karena kesehatan usus setiap orang unik. Makanan pedas dapat menyebabkan seseorang sakit perut, namun pada orang lain, mereka baik-baik saja,” kata ahli gizi Brigitte Zeitlin.
Ahli gizi menekankan, terkadang bukan cabai atau rempah pedas yang memicu masalah pencernaan, melainkan makanan lain yang dimakan bersamaan. “Makan sayap ayam pedas dapat menyebabkan gangguan pencernaan karena sayap goreng, bukan saus pedasnya,” kata Martha Ferraz-Valles.
Begitupun ketika kamu makan burger keju dengan saus pedas. Gangguan pencernaan yang mungkin timbul setelahnya bisa jadi karena kandungan lemak yang terlalu tinggi pada hidangan tersebut, bukan karena saus pedasnya.
Apakah makanan pedas menyehatkan ?
Banyak makanan pedas ternyata sumber berbagai zat gizi dan menawarkan manfaat sehat. Paprika, misalnya, merupakan sumber vitamin E yang sangat bagus. Terkandung juga vitamin A, vitamin B6, vitamin K, zat besi, dan serat.
Sementara itu rempah-rempah yang terkenal pedas termasuk cabe, cabe rawit, dan lada hitam bersifat antiinflamasi. Mengonsumsinya secara rutin dalam jumlah wajar bisa mendatangkan manfaat untuk tubuh.
Jika kamu memang pencinta makanan pedas dan tidak merasakan gangguan pencernaan usai memakannya, ahli gizi menyebut tidak ada alasan untuk kamu menghindari makanan pedas.
“Perlu dipahami bahwa sensasi berkeringat, sedikit mati rasa, atau hidung meler usai makan pedas tidak sama dengan gangguan pencernaan. Hal itu umum terjadi setelah mengonsumsi makanan pedas. Ini terkait preferensi pribadi, apakah makanan pedas termasuk makanan favoritmu atau tidak?” kata Zeitlin.
Ia juga menyoroti nutrisi cabe. Bumbu dapur ini mengandung senyawa capsaicin yang manfaatnya mengurangi inflamasi dan rasa nyeri. “Capsaicin juga terbukti mampu menurunkan risiko sakit jantung dengan cara membantu mengatur tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh,” kata Zeitlin.
Siapa yang harus menghindari makanan pedas ?
Mereka yang memiliki gangguan pencernaan seperti IBS dan IBD mungkin alami efek samping usai makan pedas, namun bukan berarti mereka harus menghindari konsumsi makan pedas selamanya. Ahli gizi Liz McMahon menyarankan coba hilangkan dulu beberapa makanan pedas dalam pola makan harianmu kemudian amati reaksi tubuh.
Kenali batas toleransimu dan coba kenalkan kembali konsumsinya. “Kamu tidak perlu mengeliminasi makanan yang tidak perlu jika kamu memang tidak memiliki reaksi usai memakannya,” kata McMahon.
Ia juga menegaskan alih-alih membuat batasan sendiri mengenai konsumsi makanan tertentu, termasuk makanan pedas, ada baiknya konsultasi ke pakar kesehatan sebagai panduan.
“Jika kamu merasakan kembung, mual, diare, atau efek tak nyaman lain usai makan pedas tapi tidak memiliki gangguan pencernaan, kamu perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan tak ada hal serius lain yang terjadi,” saran McMahon.
Konsumsi makanan pedas tidak sebabkan maag
Banyak orang meyakini makan pedas juga bisa memicu maag karena mengiritasi lapisan perut atau usus kecil, namun anggapan ini hanya mitos belaka. “Jika Anda sudah memiliki maag, makan pedas memang dapat memperburuk gejala maag, tetapi tidak serta merta menjadi penyebab tunggal,” kata Zeitlin.
Ferraz-Valles bahkan menyebut konsumsi makanan pedas sebenarnya justru bisa menghambat produksi asam di lambung. Tetapi perlu diingat, bagi beberapa orang yang sudah menderita tukak lambung, makanan pedas dapat memperburuk tukaknya atau menyebabkan lebih banyak gejala, seperti halnya makanan apa pun. Dalam hal ini, makanan pedas dapat memperburuk maag, tetapi tidak menyebabkannya.
Makanan pedas tak perlu dihindari
Sebagai kesimpulan, 3 ahli gizi ini mengatakan makan pedas aman dilakukan selama kamu tidak mengalami efek samping usai memakannya, apalagi jika kamu suka rasanya.
Namun untuk kamu yang alami gangguan pencernaan seperti radang usus besar, IBS, atau asam lambung, perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan pedas karena bisa jadi membuat gejalanya kambuh.
“Jika Anda secara pribadi menemukan makanan pedas memberi Anda gangguan pencernaan karena Anda bersendawa, mual, gas, sembelit, atau diare setelahnya, maka Anda harus mendengarkan tubuh Anda dan menghindari memakannya,” tandas Zeitlin mengakhiri perbincangan bersama awak media.
(sal,bn)