Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Aceh Tamiang Jadi Pilot Project Area Konservasi Stock Karbon Tinggi

Kamis, 20 Januari 2022 | Januari 20, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-20T16:52:24Z


Aceh Tamiang, NewsPelangi.co.id

Dalam Workshop Penilaian Areal Bernilai Konservasi Tinggi dan Stok Karbon Tinggi Terintegrasi, yang diselenggarakan oleh PUPL, di Aula Hotel Grand Arya, Karang Baru, Kamis (20/1).


Tiga kampung di Kabupaten Aceh Tamiang terpilih menjadi Kampung Model dalam Konservasi Area Nilai Konservasi Tinggi  - Stok Karbon Tinggi (NKT - SKT).


Penetapan 3 Kampung Model tersebut didasarkan atas hasil observasi dan FGD yang menunjukkan ekosistem areal kampung memiliki spesifikasi yang khas. Dua di antaranya masuk dan menjadi bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fungsi daya dukung lingkungan hidup.


“Keberadaan KEL merupakan fakta utama yang dipertimbangkan sebagai pentingnya penilaian NKT-SKT di Bumi Muda Sedia dari sisi ekologis” ucap Drs. Sepriyanto Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Kemasyarakatan saat membacakan sambutan Bupati Mursil pada acara workshop tersebut. 


Lanjutnya kembali, penilaian pada workshop ini merupakan pilot project pertama di Indonesia yang melibatkan area yurisdiksi yaitu Kabupaten Aceh Tamiang sebagai kajiannya. Hal tersebut kemudian menjadikan program Konservasi Area Nilai Konservasi Tinggi  - Stok Karbon Tinggi (NKT - SKT) yang terintegrasi menjadi indikator berkelanjutan suatu kawasan, khususnya areal perizinan atau konsesi. 


“Untuk melindungi kawasan hutan dan lingkungan berkelanjutan, bukan hanya menjadi tugas pemangku kepentingan, namun merupakan tanggungjawab semua pihak" ujarnya lagi.


Sementara itu, pimpinan Konsorsium Yayasan Ekosistem Leuser (YEL) M. Yakub Isadami, mengatakan workshop yang disponsori beberapa lembaga melalui IDH ini masih berfokus membangun komunikasi, koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan serta lembaga dan masyarakat di areal kawasan guna menyusun rencana kerja.


Yakub mengatakan, pihaknya membuka diri atas tiap masukan konstruktif yang disampaikan atas rencana kerja yang akan disusun nantinya.


“Harapan kami dengan apa yang akan disampaikan nantinya, bapak dan ibu sekalian dapat memberikan masukan area mana lagi yang penting, terutama yang berstatus sangat penting bagi negara. Saat ini ada tiga kampung yang terpilih, ditunjuk sebagai model, yakni Kampung Sulum, Bengkelang dan Lubuk Damar dan harapannya bisa mewakili semua bentang alam" katanya.


Dikesempatan itu, Yakub turut mengapresiasi partisipasi aktif Pemkab Aceh Tamiang melalui Satgas Pusat Unggulan Perkebunan Lestasi (PUPL), Bappeda dan dinas teknis terkait.  


“Kami mengucapkan terima kasih atas pendampingan dari Bupati Aceh Tamiang dan instansi/dinas terkait yang cukup baik, hingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar” ujarnya.


Sebelum mengakhiri sambutannya, Yakub menyebutkan lembaganya  berharap program didukung oleh semua pelaku industri kelapa sawit di Bumi Muda Sedia.


“Kami tentunya berharap semua pelaku industri kelapa sawit bisa ikut berpartisipasi. Dan semoga hasilnya bisa menjadi kontribusi positif bagi daerah” ujarnya pungkas. 


Hadir dalam workshop tersebut, para Kepala SKPK terkait, Camat Bandar Pusaka, KPH Wilayah 3, unsur masyarakat dari tiga Kampung yakni Sulum, Bengkelang dan Lubuk Damar, mitra NGO, serta tamu undangan lainnya. (AY)

×
Berita Terbaru Update