Melihat dinamika politik yang terjadi di Surabaya, sepertinya Petahana yang diusung oleh PDI.P dan di dukung oleh Demokrat, dan PKB, maupun PKS sudah mengeluarkam rekomnya untuk Petahana, Pasangan Eri Armuji, Pilkada Surabaya hanya tinggal 3 bulan lagi, tepatnya 27 November 2024.
Dan juga sudah memulai gerakan gerakan untuk merebut kembali singgasana di Pemerintahan Kota Surabaya 5 tahun kedepannya,
PDI.P sudah menyiapkan genderang perang untuk memperebutkan kursi kepemimpinan di Surabaya ini, dengan digelarnya Apel Akbar pada hari sabtu tanggal 3 Agustus 2024 di Tugu Pahlawan Surabaya.
Dan untuk partai pendukungnya tinggal menunggu komando masing setelah diresmikannya pendaftaran di KPU Surabaya saat tanda dimulainya kompetisi.
Pertanyaannya, Apakah Petahana nantinya akan bertarung melawan Bumbung Kosong ?.
Ternyata tidak .
Kenapa?
Melihat masih ada beberapa Partai di DPRD Kota Surabaya ini, yang mempunyai kursi yang cukup signifikan masih belum memulai tariannya, seperti Geridra yang memperoleh 8 kursi, Golkar 5 kursi, PSI 5 kursi, dan Nasdem 3 kursi.
Kalau partai partai ini yang notabenenya tergabung dalam Gerbong KIM Koalisi Indonesia Maju, ini akan mempunyai kekuatan 21 kursi di DPRD kota Surabaya, yang artinya hampir 50 % dari jumlah pemilih kota ini.
Gerindra Surabaya yang dipimpin oleh CAHYO HARJO PRAKOSO. Mengisyaratkan bahwa Gerindra akan merekomendasikan jagonya untuk Pilkada Surabaya ini perkiraan pertengahan Agustus.
Calon yang digadang gadang dari internal Gerindra adalah A.H. THONY yang merupakan wakil ketua DPRD kota Surabaya 2019 - 2024. dan HADI DEDIANYAH anggota DPRD Jatim 2019 - 2024.
Melihat kedua figur calon ini, A.H. THONY memang lebih dikenal oleh masyarakat Surabaya, karena beliaunya adalah wakilnya Arek Arek Surabaya, yang ada di lembaga Legislatif. Gerak dan cakupan kerja dan kiprahnya A.H. THONY sebagian besar di wilayah Surabaya.
Sedangkan Hadi Dediansyah kiprahnya se jawa timur.
Dari pertimbangan pertimbangan ini, tinggal jeli jelinya Pimpinan Pusat partai Gerindra untuk menjatuhkan putusannya untuk dicalonkan sebagai Cawali Surabaya.
Walaupun semua itu tergantung keputusan DPP partai Gerindra.
Kembali pada KIM yang merajut kebersamaan di pilkada Surabaya ini tentunya ini menjadi bahasan yang menarik dalam konstalasi Politik di Surabaya.
Dan akan menjadi dinamis dalam koridor Demokrasi di Surabaya apabila petahana nanti ada lawan kompetisinya artinya tidak dengan BUMBUNG KOSONG.